Seekor penguin emperor muda yang tersasar hingga pantai di Selandia Baru pekan lalu tidak akan mendapatkan tumpangan gratis ke rumahnya di kutub selatan. Namun demikian, burung itu setidaknya akan diantarkan hingga ke dekat tempat tinggalnya.
Alasannya adalah karena penguin emperor seusianya justru biasa ditemukan di kawasan utara Antartika, di atas bongkahan es, di laut lepas. (paraorkut.com)
Penguin itu, yang kemudian diberi nama Happy Feet, tersasar sekitar 3.200 kilometer dari habitat alaminya di Antartika, kutub selatan. Ia sempat mengalami penurunan kesehatan karena memakan pasir pantai, namun kini kesehatannya mulai pulih kembali.
Sebelum memutuskan untuk mengantarkan pulang hingga separuh perjalanan, petugas kelestarian lingkungan kebingungan menemukan cara untuk mengembalikan hewan malang ini ke populasinya.
Pilihan untuk mengirimnya kembali ke Antartika segera dicoret. Selain sulitnya masalah teknis, dikhawatirkan ia akan menularkan infeksi yang dialami saat menempuh perjalanan ke Selandia Baru pada penguin lain.
Akhirnya, pilihan yang disepakati adalah mengantarkan penguin itu separuh jalan. Caranya dengan melepaskannya di Southern Ocean, kawasan perairan di tenggara Selandia Baru. Dari sana, Happy Feet dipersilakan untuk berenang pulang.
“Alasan untuk tidak memulangkan penguin ini secara langsung ke kutub selatan adalah karena penguin emperor seusianya justru biasa ditemukan di kawasan utara Antartika, di atas bongkahan es, di laut lepas,” kata Peter Simpson, juru bicara petugas pelestarian lingkungan Selandia Baru, seperti dikutip dari News24, 1 Juli 2011.
Kawasan di mana Happy Feet akan dilepaskan berada di ujung utara kawasan di mana penguin emperor muda biasanya tinggal. Namun demikian, Simpson menyatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa jarak yang harus ditempuh penguin itu sampai ke tujuan akhirnya.
Saat ini, penguin itu sedang memulihkan kesehatannya di Wellington Zoo. Ia menjalani prosedur medis untuk mengeluarkan pasir yang ia makan karena mengira itu adalah salju.
Dokter berhasil mengangkat sekitar separuh jumlah pasir yang ada di sistem pencernaannya. Namun menurut Kate Baker, juru bicara kebun binatang, dari pemantauan sinar X, separuh pasir itu akan dapat dikeluarkan secara alami lewat pembuangan. (eh)
Sebelum memutuskan untuk mengantarkan pulang hingga separuh perjalanan, petugas kelestarian lingkungan kebingungan menemukan cara untuk mengembalikan hewan malang ini ke populasinya.
Pilihan untuk mengirimnya kembali ke Antartika segera dicoret. Selain sulitnya masalah teknis, dikhawatirkan ia akan menularkan infeksi yang dialami saat menempuh perjalanan ke Selandia Baru pada penguin lain.
Akhirnya, pilihan yang disepakati adalah mengantarkan penguin itu separuh jalan. Caranya dengan melepaskannya di Southern Ocean, kawasan perairan di tenggara Selandia Baru. Dari sana, Happy Feet dipersilakan untuk berenang pulang.
“Alasan untuk tidak memulangkan penguin ini secara langsung ke kutub selatan adalah karena penguin emperor seusianya justru biasa ditemukan di kawasan utara Antartika, di atas bongkahan es, di laut lepas,” kata Peter Simpson, juru bicara petugas pelestarian lingkungan Selandia Baru, seperti dikutip dari News24, 1 Juli 2011.
Kawasan di mana Happy Feet akan dilepaskan berada di ujung utara kawasan di mana penguin emperor muda biasanya tinggal. Namun demikian, Simpson menyatakan, pihaknya tidak mengetahui secara pasti berapa jarak yang harus ditempuh penguin itu sampai ke tujuan akhirnya.
Saat ini, penguin itu sedang memulihkan kesehatannya di Wellington Zoo. Ia menjalani prosedur medis untuk mengeluarkan pasir yang ia makan karena mengira itu adalah salju.
Dokter berhasil mengangkat sekitar separuh jumlah pasir yang ada di sistem pencernaannya. Namun menurut Kate Baker, juru bicara kebun binatang, dari pemantauan sinar X, separuh pasir itu akan dapat dikeluarkan secara alami lewat pembuangan. (eh)
Ingin mendapat tulisan terbaru Fhikar's News™ langsung ke Email Anda? masukkan alamat email Anda untuk berlangganan, Gratis!
*cek email Anda untuk konfirmasi berlangganan