Sebagian dari kita percaya memakai bra adalah demi kepentingan bentuk payudara itu sendiri (agar tidak melorot), lainnya beranggapan braless (kondisi tidak pakai bra) bukanlah dress code yang pantas dan sopan untuk tampil di muka umum.
Namun meski memakai bra sudah ‘otomatis’ seperti mengenakan jaket saat musim dingin, para ilmuwan berpendapat, bra ternyata tak terlalu dibutuhkan oleh payudara. Bukannya tanpa alasan, para ahli juga menyuguhkan beberapa bukti bahwa ada alasan sehat dari penampilan braless.
Selain tidak nyaman, mengenakan bra sepanjang waktu justru bisa memicu rasa sakit pada area punggung dan bahu. Jika Anda merasa tak nyaman dan mendapati bekas merah pada kulit setelah melepas bra misalnya, maka itu berarti bra Anda bermasalah/ tidak sesuai. Solusinya? Beli yang sesuai, atau kenakan bra di saat perlu saja.
Hal lain yang ingin digaris bawahi oleh para ahli adalah sebaiknya kaum wanita tidak memakai bra saat tidur. Sebuah studi yang dipimpin Sidney Ross Singer dan Soma Grismaijer membuktikan bahwa memakai bra terus-menerus justru dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Hasil menunjukkan, mereka yang memakai bra 24 jam sehari berpotensi mengidap kanker payudara 113 kali lebih besar daripada mereka yang memakai bra kurang dari 12 jam sehari. Dugaan ini berkaitan dengan tekanan dari bra terhadap payudara yang bisa menghambat ‘arus’ getah bening, sehingga racun menumpuk dan tak bisa keluar.
Lagipula, braless tidaklah berbahaya seperti yang banyak dipikirkan kaum wanita. Beberapa wanita dengan payudara besar takut buah dadanya melorot, padahal sayangnya, tak ada yang bisa kita lakukan untuk menolak tarikan gravitasi.
Pakai bra malah tambah melorot?
Lebih jauh lagi, penemuan lain mengatakan bra justru bisa meningkatkan resiko payudara melorot. Salah satu alasan adalah karena ligamen payudara (sama seperti ligamen bagian tubuh lain) berhenti bertumbuh ketika tidak difungsikan, sehingga resiko melorot semakin besar sebab ligamen jadi ‘lumpuh’ dan tak mampu menopang payudara ketika dalam kondisi braless.