Seorang juru bicara departemen kesehatan, Sizwe Kupelo, mengatakan pria berusia sekitar 80 tahun tersebut terbangun pada Minggu pekan lalu, setelah 21 jam dikirim ke kamar mayat akibat serangan asma.
Penjaga kamar mayat, Maqolo mengatakan, saat diantar ke sini, pemeriksaan supir yang memeriksanya tidak menemukan adanya denyut nadi maupun detak jantung. "Tidak ada denyut jantung dan nadi," ucap Maqolo kepada kantor berita Associated Press.
Tubuh pria tersebut kemudian ditempatkan dalam kompartemen berpendingin. Sehari setelahnya, seorang penjaga kamar mayat mendengar teriakan minta tolong seseorang dari arah kompartemen pendingin mayat. "Saya tak percaya! Saya takut, tapi saya harus menunjukkan saya tidak takut. Lalu, saya menelepon polisi."
Setelah polisi tiba dengan bersenjata lengkap, mereka memeriksa kamar mayat bersama-sama. Mereka menemukan si kakek dalam keadaan pucat dengan tubuh dingin saat ditarik keluar dari kotak pembeku mayat. "Dia bertanya, 'Bagaimana aku sampai di sini?'" Kata Maqolo.
Departemen kesehatan mengatakan, pria itu langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk observasi dan perawatan sampai dinyatakan stabil.
Menurut keluarganya, mereka tengah menggelar pertemuan keluarga saat berita bangunnya jenazah datang. "Mereka sedang mengatur pemakaman namun sangat senang bahwa dia akan kembali ke rumah," ujar Kupelo seperti dikutip dari News Daily.
Pengalaman menginap di kotak mayat berpendingin masih menyisakan trauma pada si kakek. "Aku tidak bisa tidur semalam, aku mimpi buruk," katanya. "Tapi hari ini aku jauh lebih baik."
Ingin mendapat tulisan terbaru Fhikar's News™ langsung ke Email Anda? masukkan alamat email Anda untuk berlangganan, Gratis!
*cek email Anda untuk konfirmasi berlangganan