Tepat setahun yang lalu, Perdana Menteri Islandia, Johanna Sigurdardottir, mengumumkan pernikahan dengan kekasihnya, yang juga seorang perempuan, Jonina Leosdottir. Dengan demikian, Sigurdardottir menjadi pemimpin negara pertama yang melaksanakan pernikahan sesama jenis.
Johanna Sigurdardottir (AP Photo/Brynjar Gauti )
Menurut kantor berita Associated Press, pengumumkan pernikahan itu resmi dikeluarkan Kantor PM Islandia, 28 Juni 2010. Pernikahan tersebut sudah dilangsungkan pada Minggu, 27 Juni 2010, bertepatan dengan mulai berlakunya peraturan hukum baru mengenai pernikahan sesama jenis di Islandia, sekaligus bertepatan dengan peringatan hari internasional hak-hak homoseksual.
Selama bertahun-tahun, Sigurdardottir dan Leosdottir yang berprofesi sebagai penulis sudah menjalin hubungan asmara. Kin, merekai melegalkan tali ikatan asmara mereka secara hukum. Pernikahan pasangan sesama jenis ini dirayakan melalui kebaktian di gereja, tanpa pesta meriah.
Kantor PM mengatakan bahwa PM yang saat itu berusia 68 tahun tersebut telah mengirimkan pesan bahwa hukum baru tersebut patut dirayakan seluruh penduduk Islandia. "Saya hari ini memanfaatkan hukum ini," kata Sigurdardottir seperti dikatakan salah seorang penasehatnya, Hrannar B. Arnarsson.
Gereja Lutheran di Islandia selama ini menolak pemberlakukan aturan pernikahan sesama jenis tersebut. Kongres gereja pada April lalu juga tidak terang-terangan mendukung aturan tersebut.
Sigurdardottir telah memiliki anak dari pernikahan heteroseksual sebelumnya. Meski secara jujur mengakui sebagai kaum penyuka sesama jenis, preferensi seksual Sigurdardottir selama ini hampir tak pernah menjadi isu besar di Islandia, yang seperti negara Nordik lainnya terkenal akan prinsip toleransi yang sangat tinggi.
Selama bertahun-tahun, Sigurdardottir dan Leosdottir yang berprofesi sebagai penulis sudah menjalin hubungan asmara. Kin, merekai melegalkan tali ikatan asmara mereka secara hukum. Pernikahan pasangan sesama jenis ini dirayakan melalui kebaktian di gereja, tanpa pesta meriah.
Kantor PM mengatakan bahwa PM yang saat itu berusia 68 tahun tersebut telah mengirimkan pesan bahwa hukum baru tersebut patut dirayakan seluruh penduduk Islandia. "Saya hari ini memanfaatkan hukum ini," kata Sigurdardottir seperti dikatakan salah seorang penasehatnya, Hrannar B. Arnarsson.
Gereja Lutheran di Islandia selama ini menolak pemberlakukan aturan pernikahan sesama jenis tersebut. Kongres gereja pada April lalu juga tidak terang-terangan mendukung aturan tersebut.
Sigurdardottir telah memiliki anak dari pernikahan heteroseksual sebelumnya. Meski secara jujur mengakui sebagai kaum penyuka sesama jenis, preferensi seksual Sigurdardottir selama ini hampir tak pernah menjadi isu besar di Islandia, yang seperti negara Nordik lainnya terkenal akan prinsip toleransi yang sangat tinggi.
Ingin mendapat tulisan terbaru Fhikar's News™ langsung ke Email Anda? masukkan alamat email Anda untuk berlangganan, Gratis!
*cek email Anda untuk konfirmasi berlangganan