
"Hanya karena mengabaikan informasi kesehatan, sangat mudah bagi otak untuk meyakinkan Anda mengonsumsi makanan yang tidak sehat," katanya.
Kondisi otak kita merupakan faktor penting dalam menentukan kebiasaan makan, termasuk seberapa banyak makanan yang dikonsumsi. Pikiran dan perasaan dapat membawa perubahan neurotransmitter dan lingkungan kimia di otak yang mengatur rasa lapar, kenyang dan pencitraan tubuh.
Makan memang kebutuhan biologis, tetapi selain itu kita juga memiliki pertimbangan psikologis ketika memilih dan mengonsumsi makanan. Sikap yang muncul karena dorongan psikologis ini memengaruhi cara kita menafsirkan makanan, termasuk rasa lapar dan kenyang dan bisa menyebabkan gangguan kebiasaan makan.
"Beberapa orang bisa jadi pecandu makanan karena kondisi psikologis. Mereka menjadikan makanan seperti obat penenang, yaitu sangat membutuhkan makanan ketika mengalami tekanan emosi yang kuat," kata Dr. Pulkit Sharma, seorang psikolog klinis.
Hal ini memengaruhi neurotransmitter di otak. Orang bisa cenderung makan berlebihan ketika mengalami kejenuhan atau tekanan. Rasa lapar pun bisa dijadikan pengendalian emosi. Mengurangi asupan makanan dan kelaparan, terkadang menimbulkan perasaan bangga pada oang yang kecanduan makanan. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA ARTIKEL YANG BERADA DI BLOG SAYA, JIKA ADA SARAN ATAU MASUKAN YANG INGIN ANDA BERIKAN, SILAHKAN BERIHKAN OCEHAN ANDA DI KOTAK DI BAWAH INI...
nb:saya tidak akan menampilkan ocehan yang bersifat SPAM maupun kata-kata bernada sara